Friday 19 October 2012

Kepmen 98/2012 Bertolak Arah dan Perlindungan semu

           Direktur Jenderal pembinaan dan penempatan kerja (Binapenta), Dr. Reyna Usman, dihadapan ratusan anggota APPIH (Asosiasi agen di Hong Kong), Kamis (30/8/2012) bertempat di ruang Ramayana KJRI (konsulat jenderal republik Indonesia) Hong Kong. memaparkan, disahkannya Kepmenakertrans No. 98 tahun 2012 tentang komponen dan besarnya biaya penempatan calon TKI Hong Kong SAR.
           "Kepmen ini adalah sebagai tindak lanjut ratifikasi konvensi PBB tahun 1990 tentang perlindungan buruh migran dan keluarganya, sebagai negara pengirirm, Indonesia berkepentingan untuk meningkatkan kualitas calon TKI," Reyna mengawali paparannya.
           "Pekerjaan harus ready for work, karena itu kami serius memberikan training sebelum bekerja, kami juga menjamin semua calon TKI sehat dan bisa berbahasa dengan baik," Jelas Reyna.
           Kepmen  98/2012, sejak Mei 2012 setiap calon TKI harus membayar HK$ I3.436 dan majikan di bebani sebesar HK$ 11.179 untuk calon TKI dari pulau Jawa HK$ 13.906 jika merekrut calon TKI dari luar pulau Jawa. Namun sejak disahkan Kepmen ini, pengiriman TKI ke Hong Kong mengalami penurunan karena  belum ada kesepahaman antara para pihak yang berkepentingan.
           Ketika Dirjen Binapenta, Reyna Usman sedang memaparkan isi Kepmenakertrans 98/2012, di luar gedung KJRI Hong Kong terjadi aksi demonstrasi yang di lakukan oleh Aliasi BMI-HK cabut UU No.39/2004. Tampak dalam aksi tersebut para aktivis serikat dan asosiasi buruh migran di Hong Kong seperti Eni Lestari, Ren Anggun, Ganika, Sringatin, dan beberapa BMI yang libur hari Kamis. (Kindo Hong Kong)
           Pada tanggal 24-26 September 2012 Migrant Care dan Asia Foundation menghelat konsultasi Nasional: memperbaiki tata kelola imigrasi tenaga kerja dan sistem perlindungan buruh migran di Hotel Ibis Tamarin.
            Hadir sebagai pembicara Dirjen Binapenta Depnakertrans RI Dr. Reyna Usman, anggota komisi IX DPR RI Poempida Hidayatulloh, Direktur Migrant Care Anis Hidayah dan Eni Lestari dari koordinator Persatuan Buruh Migran Tolak Overcharging (PILAR), dan Sringatin dari Liga  koordinator Pekerja Migran Indonesia (LIPMI).
            Konsultasi nasional mengkritiki revisi UU No. 39/2004 yang di nilainya masih jauh dari harapan buruh migran dan keluarganya. Poemida menilai, rancangan revisi UU No. 39/2004 itu tidak membahas tentang koornidasi tiga lembaga, yakni Kemenlu, Kemenakertrans, dan BNP2TKI.
            "Masak menlu tidak tahu data TKI, sedangkan Jumhur mengklaim data TKI bisa di akses dimana saja secara online," ujarnya poempida.
            "Kalau RUU ini masih mengadopsi asuransi, lupain ajalah UU ini. UU ini bukan akan melindungi tapi hanya mengatur penempatan saja." Kecamnya lagi.
            "Buruh migran harus bebas dari segala biaya apapun," Ujar Poempida.
            "Pemerintah tinggal setor dana abadi sebesar Rp 10 triliun. Bila di putar akan mendapat minimal bunga 7%, atau sekitar RP 700 miliar. saya hitung pengeluaran Kemenlu untuk perlindungan di luar negri hanya sekitar Rp 200 mliar, dan pengawasan di dalam negri tidak lebih dari Rp 200 miliar. Jadi masih ada sisa dan bisa di putar lagi," terang Poempida.
             Direktur Migrant Care, Anis Hidayah gemas dengan usulan revisi UU No. 39/2004 dari DPR RI.
             "Kalau kita membaca usulan revisi UU No. 39/2004 dari DPR, isinya seolah-olah mengandaikan persoalan TKI tidak rumit, seolah-olah pemerintah itu sudah bekerja, seolah-olah PJTKI tidak bermasalah. Mereka hanya memoles sdikit-sedikit," kritiknya.
              "Yang paling jelas malah menjawab perbaikan nasib BNP2TKI. Posisinya semakin di perkuat. Di luar negri ada di dalam negri lebih kuat," tambah Anis.
               "Menurut saya, sistem koordinasi cepat yang terintegrasi antar pembuat kebijakan dan pemegang wewenang harus tercipta dengan sangat baik. Sistem pendataan dan tracking TKI harus juga menjadi basis sistem untuk perkuatan perlindungan," Kata Poempida. (Kindo-koran Indonesia Hong Kong)
               Eni Lestari selaku perwakilan buruh migran di Hong Kong mengkritisi bahwa pemerintah dalam revisi UU No. 39/2004 hanya baik dalam administrasi dan halaman pembuka saja, namun lupa esesnsi revisi UU No.39/2004 yang harus berbasis perlindungan.
               Menurut Reyna, dalam UU 39/2004 terdapat 8 pasal perlindungan dan lebih banyak mengatur sektorburuh migran yang menggunakan jasa PPTKIS, namun sebenarnya kontrak mandiri di perbolehkan oleh UU.
               "TKI bisa melakukan kontrak mandiri bila negara penerima memiliki persyaratan untuk kontrak mandiri." terang Reyna.
               Sringatin, aktivis buruh migran Hong Kong mengkritisi lemahnya peran partai politik dalam perlindungan buruh migran di luar negri. "Anggota DPR adalah bagian dari parpol namun sangat di sayangkan tidak ada satupu partai yang memiliki program perlindungan TKI yang jelas," kritik Sring.
                Forum berharap kepada Poempida sebagai anggota pansus serta Reyna Usman sebagai dirjen Binapenta, agar memperjuangkan masukan mereka dalam pembahasan akhir di tingkat legislatif. (Kindo)
                BMI Hong Kong menilai, Kepmen 98/2012 sama sekali tidak memberikan solusi bagi BMI bermasalah dan diputus kontrak oleh majikan, meskipun mereka telah melunasi biaya penempatan. Bahkan, mereka menilai, berfungsi menambah beban.
               "Bagi yang bermasalah dan tidak finish kontrak,bisa-bisa seumur hidup harus membayar biaya penempatan lagi dan lagi," kata ketua Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia (ATKI) Ganika Diristiani kepada Suara, Jumat (14/9/2012).
                "Padahal, meskipun kontrak kerja tertulis 24 bulan, tak ada jaminan kami bisa finish. Walaupun kami sudah kerja sebaik-baiknya," kata Ganika.
                Banyak komponen ganda yang di sebut Bu Reyna, sebagai hasil harmonisasi. total biaya penempatan yang harus di tanggung BMI dan majikan menjadi HK$ 24.615 untuk perekrutan dari Jawa, dan HK$ 27.342 untuk perekrutan dari luar Jawa. Kata ketua PILAR, Eni Lestari.
               "Ada kewajiban membayar asuransi oleh BMI dan majikan. Belum lagi, asuransi yang di minta saat pembuatan KTKLN," kata Sring. Biaya ganda juga terjadi pada komponen pemeriksaan kesehatan. (koran "Suara" Hong Kong).
               Reyna Usman mengakui, UU No.39/2004 tentang penempatan dan perllindungan TKI di luar negri sudah tidak layak lagi. Ia kemukakan saat sosialisasi Kepmen 98/2012 di Hong Kong, Saptu (1/9/2012). Dia menjelaskan pada tahun 2004 kendala yang di hadapi terkait penematan BMI tidak seperti sekarang. Selain, Indonesia juga belum meratifikasi konvensi ILO bagi perlindungan pekerja rumah tangga dan konvensi PBB 1990 bagi perlindungan BMI dan keluarganya.
               "Tapi sekarang, sudah. Namun, banyak agenda untuk menyesuaikan pasal-pasal dengan isi konvensi. UU 39/2004 tidak sesuai lagi dengan perkembangan ketentua ketenagakerjaan yang sudah kita ratifikasi," kata Reyna.
                Dari Tanah Air di beritakan, Selasa (11/9/2012),sidang paripurna DPR RI mengesahkan 30 anggota panitia khusus (pansus). Rancangan UU perlindungan TKI di luar negri, tampak pla Tantowi Yahya dan Rieke Diah pitaloka. (koran Suara,HK).
                Di katakan Sring kepada Apakabar, banyak kritik yang di sampaikan pada forum Konsultasi Nasional memperbaiki tata kelola tenaga kerja dan sistem perlindungan buruh migran melalui revisi No.UU 39/2004, Senin (24/8/20120) di Hotel Ibis Tamarin Jakarta. Forum ini di selenggarakan oleh Migrant Care.Sekira 30 orang hadir, terdiri dari wakil organisasi buruh migran, buruh migran, dan anggota keluarga, serta organisasi non pemerintah yang peduli nasib TKI.
                "Masalah asuransi tidak di singgung, terminal khusus TKI  sama sekali juga tidak disinggung," imbuh Sring.
                 Analisis kebijakan Migrant Care, Wahyu Susilo, menambahkan, komisi IX DPR sia-sia menghabiskan tiga tahun membahas revisi UU PPTKILN, karena tidak menghasilkan draf yang berkualitas bagi pembenahan penempatan dan perlindungan TKI. (koran "Apakabar",HK).                            
                  Ketua IMWU (Indonesian Migrant Workes Union), Anik Seyto mengatakan, seperti di  siarkan di media-media selama ini bahwa biaya penempatan menurun, namun pada prakteknya biaya penempatan tetap tujuh bulan. "Pada tanggal 30 Agustus 2012 lalu, Dirjen Binapenta  Dr. Reyna Usman di KJRI memaparkan Kepmen 98/2012 kepada agen-agen di Hong Kong. Lalu mengapa belum memberlakukan Kepmen 98/2012? Tapi sudah di putuskan.  Kok belum di berlakukan? Padahal kita sudah melakukan survei terhadap massa," Papar Anik saat di temui di sela-sela kesibukannya.
                  Anik berpendapat terkait Kepmen 98/2012 tidak ada hanya untuk mengelabui BMI overcharging. "Kami tidak akan patah arang, kami akan terus memperjuangkan hak-hak BMI ini," imbuhnya.
                  Saat di wawancarai tentang perbedaan biaya penempatan BMI asal pulau Jawa dan pulau luar Jawa, menurut pendapat Anik, merupakan bentuk diskriminasi. "Pemerintah Hong Kong itu tidak tahu BMI asal pulau Jawa dan BMI asal luar pulau Jawa, mereka tahunya BMI asal Indonesia," tegasnya. (Anik Setyo di wawancarai ketika IMWU sedang merayakan Ultahnya ke-13 di Victoria Park,(7/10/2012), suarakpk.com).
                   Seperti yang telah di beritakan di media-media Hong Kong dan juga media Indonesia, Kepmen No. 98/2012 tersebut hanya untuk mengelabui BMI, protes keras dari berbagai organisasi BMI di Hong Kong dan Migrant Care, seharusnya bisa membuat anggota DPR RI membuka mata kepala dan mata hatinya. Kepmen 98/2012 yang merupakan revisi dari UU No. 39/2004 lalu, dan UU ini terus-menerus mendapat kecaman dari para organisasi BMI HK, dengan melancarkan unjuk rasa di depan KJRI HK, sepertinya anggota DPR RI hanya memandang sebelah mata dan merasa tidak mau tahu dengan polemik-polemik BMI di luar negri.
                  Benar apa yang di katakan oleh para ketua organisasi BMI di Hong Kong, seperti yang telah saya tulis di atas sesuai dengan pemberitaan koran-koran di Hong Kong dan Indonesia. Para anggota DPR RI yang juga merupakan anggota parpol hanya bersemangat bila mengurus uang rakyat, tanpa peduli dengan nasib rakyat Indonesia yang sangat menderita baik di Tanah Air maupun di luar negri. Lalu apa fingsinya DPR RI yang menurut undang-undang sebagai wakil rakyat?
                 Ketua DPR RI Marzuki Ali sempat mengatakan di media masa tahun lalu (2011), bahwa tenaga kerja wanita (TKW) luar negri membuat jelek nama baik bangsa. Dan pernyataanya sempat mendapat kecaman dari berbagai TKI/BMI, dan juga rakyat Indonesia. Semenjak Indonesia merdeka hingga saat ini, belum ada seorang pun yang menyatakan seperti pernyataan Marzuki tersebut. Lalu, devisa dari para TKI/BMI luar negri yang termasuk penyumbang devisa negara terbesar kedua setelah non migas apakah juga membuat malu/nama buruk bangsa? Apakah kunjungan keluar negri para anggota DPR RI itu membuat nama baik bangsa? Justru mereka mendapat kecaman dari berbagai elemen masyarakat, pasalnya mereka hanya menghambur-hamburkan uang rakyat.
                  Buruh migran berharap agar perlindungan terhadap TKI/BMI luar negri di optimalkan dan benar-benar sangat di butuhkan uluran tangan pemerintah untuk membantu langsung maupun tidak langsung problema yang kerap di alami TKI/BMI luar negri yang sesuai dengan UU Konvensi ILO.
                   Sekitar lebih dari 13 tahun, para buruh memperjuangkan dan mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO. Dalam artian, bila sebuah negara meratifikasi sebuah Konvensi, pemerintahnya secara formal membuat komitmen untuk menerapkan seluruh kewajiban yang di tetapkan di dalam Konvensi tersebut, dan secara periodik melaporkan kepada ILO mengenai langkah-langkah yang di ambil dalam hal ini.
                   Rekomendasi pekerja rumah tangga No.201, yang yang di adopsi oleh Konverensi perburuhan Internasional 2011, melengkapi Konvensi No. 189. Tidak seperti Konvensi, Rekomendasi No.201 tidak terbuka untuk ratifikasi. Rekomendasi memberikan pedoman praktis mengenai kemungkinan langjah hukum dan langkah-langkah lain untuk mengimplememtasikan hak-hak
dan prinsip-prinsip yang di yatakan di dalam Konvensi.
                  Hak-hk dasar pembantu rumah tangga yang di tetapkan oleh Konvensi No. 189:
- promosi dan perlindungan hak asasi manusia seluruh pekerja rumah tangga (pembukaan; pasal 3)
- penghormatan dan perlindungan prinsip-prinsip dan hak-hak dasar di tempat kerja: (a) kebebasan berserikat dan pengakuan efektif terhadap hak  atas perundingan bersama; (b) segala bentuk kerja paksa atau kerja wajib ; (c) penghapusan pekerja anak; dan (d) penghapusan diskriminasi dalam hal pekerjaan  dan jabatan (pasal 3, 4, 11)
- Perlindungan efektif dari segala bentuk penyalahgunaan. pelecehan dan , atau kekerasan (pasal 5)
- Ketentua kerja yang fair dan kondisi hidup yang layak (pasal6)
- Kondisi hidup layak yang menghormati privasi pekerja (6)
- Pekerja rumah tangga harus di beri informasi mengenai sysrat dan ketentuan kerja mereka dengan cara yang mudah di pahami, sebaiknya melalui kontrak tertulis (7)-Sebuah kontrak kerja yang bisa  di tegakkan di tempat kerja, atau tawaran kerja tertulis, sebelm berangkat ke negara tempat kerja
- Kerja sama antara negara pengirim dan negara penerima untuk menjamin efektifnya penerapan ketentuan-ketentuan Konvensi untuk pekekerja rumah tangga migran (8)
-Sebuah kontrak kerja yang bisa di tegakkan di negara tempa kerja, atau tawaran kerja tertulis, sebelum berangkat ke negara tempat kerja (pasal 8)
- Kondisi jelas di mana pembantu rumah tangga berhak atas pemulangan s akhir kerja mereka (8)
- Kebebasan untuk mencapai kesepakatan dengan majikan atau calon majikan mereka mengenai apakah akn tinggal di rumah
- Tidak ada kewajiban tetap untuk tetap  berada di rumah atau bersama dengan para anggotanya selama masa libur atau cuti mereka (9)
- Hak untuk menyimpan sendiri dokumen  identitas dan dokumen perjalanan mereka (9)
             Jam kerja, pengupahan, keselamatan dan kesehatan kerja
- Langkah-langkah yang di tujukan untuk menjaminn perlakuan sama antara pekerja rumah tangga dan pekerja secaura umum berkenaan dengan jam kerja normal, konpensasi lembur, masa istirahat harian dan mingguan, dan cuti tahunan bebayar (10)
- Masa istirahat mingguan sekurang-kurangnya 24 jam kerja berturut-turut (10)
- Peraturan jam siaga  (jarak waktu di mana pekerja rumah tangga tidak bebas menggunakan waktu mereka sekehrndak mereka dan di haruskan untuk tetap melayani rumah tangga tersebut guna untuk menanggapi kemungkinan panggilan) (10)
- Pengupahan minimum jika upah minimum ada untuk pekerja lain (11)
- Pembayaran upah harus di lakukan secara tunai, langsung kepada pekrja, dan dalam jangka rutin yang tidak lebih lama dari pada ssatu bulan. Pembayaran dengan cek  atau transfer bank - bila di perbolehkan oleh undang-undang atau kesepakatan bersama, atau denga persetujuan pekerja (12)
- Pembayaran denga barang di perbolehkan dengan 3 syarat; hanya proporsi terbatas dari total upah; nilai moneter adil dan wajar; barang dan jasa yang di berikan sebagai pembayaran  dengan barang merupakan pemakaian pripadi oleh dan bermanfaat bagi pekerja. Ini berarti bahwa seragam ata perlengkapan pelindung tidak  di anggap sebagai pembayaran dengan baran)g, tetapi sebagai peralatan harus di sediakan oleh majikan  untuk pekerja secara gratis untuk melakuakn tugas-tugas mereka (12)
- Biaya yang di kenakan oleh agen ketenagakerjaan swasta tidak di potongkan dari upah (15)
- Hak atas lingkungan kerja yang aman dan sehat (13)
- Langkah-langkah di adakan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja (13)
             Jaminan sosial, standar mengenai pekeja rumah tangga anak
- Perlindungan jaminan sosial, termasuk tunjangan persalinan (pasal 14)
- Kondisi yang kurang  menguntungkan dari pada kondisi  yang berlaku untuk  pekerja secara  umum (14)
- Persyaratan untuk menetapkan usia minimal untuk masuk ke dalam pekerjaan rumah tangga (4)
- Pekerja rumah tangga berusia 15 tahun tetapi kurang dari 18 tahun - pekerjaan mereka tidak boleh menghalangi mereka dari pendidikan wajib, atau mengganggu peluang mereka  atas pendidikan lanjutan atau pelatihan kerja (14)
             Agen ketenagakerjaan swasta, penyelisihan, pengaduan, penegakan  Langkah-langkah yang harus di adakan pasal 15:
- Meregulasi operasi agen ketenagakerjaan swasta
- Menjamin perangkat yang memadai  untuk penyelidikan pengaduan dari pekerja rumah tangga
- Menyediakan perlindungan pekerja rumah tangga yang memadai dan pencegahan pelecehan, dengan berkolaborasi dengan para aanggota lain bila di rasa tepat
- Mempertimbangkan mengingat  kesepakata bilateral, regional, atau multilateral untuk mencegah praktik pelecehan  atau penipuan
- Akses efektif ke pengadilan, tribunal atau mekanisme penyelesaian perselisihan lain, termasuk mekanisme pengaduan yang mudah di akses (17)
- Langkah-langkah harus diadakan untuk menjamin kepatuhan terhadap undang-undang nasional  untuk perlindungan pekerja rumah tangga, termasuk langkah-langkah inspeksi ketenagakeraan. Dan hal ini, Konvensi mengakui perlunya menyeimbangkan hak pekerja rumah tangga atas perlindungan dan hak atas privasi  anggota rumah tangga (17).
            Tak hanya para buruh migran di luar negri yang membutuhkan perlindungan sepenuhnya dari pemerintah, namun para buruh di Tanah Air pun dengan gencar melakukan unjuk rasa dan protes keras terhadap pemerintah terkait dengan sistem kerja kontrak, outsourcing hingga union busting.
Masih banyaknya problema pemutusan hubungan tenaga kerja (PHK). Pengusaha kabur menelantarkan pekerja, membengkaknya lapangan kerja informal dengan pendapatan dan produktifitas rendah. Hingga saat ini sistem kerja kontrak masih menjadi momok bagi buruh di Tanah Air.
            Ribuan hingga puluhan ribu buruh berunjuk rasa hampir di seluruh Tanah Air, untuk menutut gaji rendah terhadap pemerintah, ratifikasi Konvensi ILO No. 189 yang telah di setujui oleh pemerintah pun pada kenyataannya masih berpihak pada pengusaha/pemodal dan PJTKI.
               Dan ada peristiwa yang sangat langka bahkan baru pertama kalinya ini terjadi, para buruh yang jumlahnya mencapai angka ribuan berunjuk rasa di depan Balai Kota DKI Jakarta untuk menuntut Gubernur DKI Jokowi menaikkan upah minimum propinsi (UMP) DKI per Januari 2013 menjadi Rp 2.799 juta. Aksi buruh ini pun di sambut baik oleh wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau biasa di sapa Ahok, Basuki pun mengatakan, masalah UMP telah menjadi bagian dari agenda rapat anggaran Pemprov DKI Jakarta. "Kami masih menunggu laporan dari Dinas Tenaga Kerja," kata Basuki. Bahkan Basuki turut berorasi di atas mobil pengunjuk rasa. (kompas.com, 24/10/2012).
              Seperti di beritakan sebelumnya, Balai Kota DKI Jakarta baru kali ini di datangi oleh pengunjuk rasa terdiri dari Konferensi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI), Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), dan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI). Karena para buruh percaya pada Jokowi Ahok selaku Gubernur dan Wakil Gubernur yang bisa mendengarkan keluhan rakyat dan bisa merakyat. Hingga saat ini Basuki pun sedang menunggu penjelasan dari Menteri Ketenagakejaan dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar terkait upah murah dan outsourcing.
              "Yang harus di lakukan adalah pemerintah melakukan jaminan kesehatan, pendidikan, perumahan, lapangan kerja, dan transportasi," ujar Basuki.
              "Jadi wajarkan UMP (upah minimum propinsi) kan pasti selalu sama dengan KHL (kebutuhan hidup layak) atau di atas KHL. Kami harap kalau ada waktu kosong datang habis magrib keruang saya." katanya.
               "Salah satu upaya untuk menaikkan upah pekerja /buruh adalah dengan menekan  dan menghilangkan penyebab terjadinya ekonomi biaya tinggi yang memberatkan dunia usaha Indonesia," kata Muhaimin di Surabaya, Kamis (1/11/2012),(kompas.com)
               "Perlu terus mendorong agar pemerintah kabupaten/kota memperbaiki iklim ketenagakerjaan di daerahnya, dengan menghilangkan praktik pungutan liar, mempermudah peizinan, dan menghapus biaya tidak jelas yang selama ini membebani pengusaha," papar Muhaimin. (kompas.com).
                Kemenakertrans telah menerbitkan peraturan menteri tepertinaga kerja dan transmigrasi RI Nomor 13 Tahun 2012 tentang komponen dan pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak yang merupakan penyempurnaaan peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi 17/MEN/VII1/2005. Dalam penyempurnaa Permenakertrans baru berjumlah jenis kebutuhan yang semula 46 jenis komponen KHL berubah menjadi 60 jenis komponen KHL.
Seperti di beritakan sebelunya pemprov DKI memutuskan KHL di DKI Jakarta sebesar Rp 1.9 juta lebih dan di perkirakan UMP mencapai Rp 2 juta lebih.
              Kita membutuhkan pemimpin seperti Jokowi-Ahok yang benar-benar membela kepentingan rakyatnya dan tidak memandang sebelah mata pada sesamanya. Bukan rahasa umum lagi bila anggota DPR RI bekerja tidak sepenuh hati menuntaskan masalah-maslah yang tengah di hadapi oleh para buruh dan buruh migran. Walau tidak semua anggota Dewan nerbuat seperti itu. Dan lebih aneh lagi Kemenakertrans memberikan perrnyataan seperti itu setelah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo bertemu dengannya guna membahas UMP yang selama ini di nilai tak ada putusnya. Bisa saja Muhaimin hanya sebagai retorika karena segan dengan Jokowi panggilan akrab dari joko widodo.
             Sebelumnya di beritakan Muhaimin memberikan komentar di media massa terkait demo para buruh di Monas waktu lalu. Muhaimin mengatakan, mau nuntut apa lagi bukankah sudah berunding anatara buruh, pengusaha, dan pemerintah. Penyataan Muhaimin ini tidak menunjukkan berpihak kepada buruh, setelah berdiskusi dengan Jokowi tentang nasib buruh dan UMP, Muhaimin akhirnya bisa berpihak pada suara buruh yang tentunya berkat dukungan Jokowi kepada suara buruh.
              Seperti di beritakan di media-media di Tanah Air, Dahlan Iskan, mantan wartawan Tempo, mantan Dirut PLN, Bos Jawa Post Group, dan sekarang menjabat sebagai menteri BUMN, membuat kuping para anggota DPR panas dengan keluhannya kepada Sekretaris Kabinet Dipo Alam soal adanya adanya oknum anggota DPR yang meminta jatah.
             Dahlan mengungkapkan ada 10 nama oknum anggota DPR yangdi duga meminta jatah ke BUMN. Dahlan berjanji akan membeberkan nama tersebut bila di izinkan oleh Dipo Alam.
Surat edaran nomor 542/Seskab/IX/2012 itu memuat tentang pengawalan APBN 2013-2014 untuk mencegah praktik kongkalikong dalam pengelolaan anggaran negara.
             Dalam surat tembusannya kepada Presiden, Wakil Presiden, Kepala UKP4, Seskab, menyampaikan bahwa secara formal dan persentase, besaran APBN seak 2009 hingga kepersiapan tahun 2013 terus meningkat. Oknum-oknum yang meminta jatah, diakui Dahlan, juga beragam, mulai dari anggota komisi hingga unsur pimpinan fraksi. Namun, Dahlan belum bisa menyebutkan partai mana yang paling banyak.
             Seperti di beritakan pada bulan Oktober 2012, dukungan kepada KPK yang yang terancam di lemahkan oleh kepolisian dan DPR datang dari berbagai masyarakat.
             Markas Besar Kepolisian RI mendadak melayangkan surat penarikan 20 orang personilnya
KPK 14 September 2012 lalu surat itu ditengarai sebagai dampak pengusutan kasus simulator pembuatan surat izin mengemudi yang di tangani KPK. Kasus yang menjerat mantan Kepala Korps lalu lintas Inspektur Jenderal Djoko Susilo menjadi tersangka itu membuat polisi berang.
             Dari waktu ke waktu kita mungkin sudah bosan dengan ulah para pejabat negara,penegak hukum yang kerap melakukan tidakan tidak sesuai dengan amanah yang telah di percayakan oleh rakyat kepadanya. Penegak hukum yang seharusnya bisa melindungi yang lemah dalam menegakkan hukum, berbalik arah melindungi pemilik uang yang bisa seenaknya memutar balikkan fakta. Mengapa semenjak era reformasi para anggota dewan yang katanya wakil rakyat malah menjadi perampok uang rakyat? Dari kasus yang terjadi pada Dahlan Iskan terkait adanya praktik kongkalikong anatara DPR dan direksi BUMN, adanya revisi pelemahan UU KPK oleh DPR dan kepolisian.
              Tak seharusnya anggota dewan berbuat nekad seperti itu, lindungilah rakyat, dan bukan malah bertindak tidak sesuai dengan keberadaannya sebagai wakil rakyat. Dan kembali pada topik di atas, para buruh dan buruh migran sangat membutuhkan dukungan fisik dan moral dari dewan DPR selaku pemutus kebijakan untuk memberikan rasa ketenangan dan rasa aman dalam bekerja karena ada undang-undang yang bisa melindungi hingga buruh tak lagi di jadikan barang mainan. Tak sepatutnya pemerintah, anggota dewan tak membeda-bedakan antara warga yang miskin dan kaya, bukankah mereka juga memiliki hak yang sama.
               Tak ada salahnya jika pemerintah Indonesia berkaca pada pemerintahan Hong Kong, di mana hukum sangat jelas dan tegas, tidak pandang bulu. kamu gubernur bila salah maka harus berurusan dengan pengadilan. bukan besarnya penghasilan ataupun harta yang di jadikan patokan untuk menegakkan hukum. Begitu pula dengan pembantu, bila dia dipihak benar maka pengadilan akan memutus benar. Walau Hong Kong negara non muslim, tapi luar biasa pemerintahannya dalam menegakkan hukum. Bila polisi Hong Kong akan di suap oleh orang yang kena kasus, maka orang tersebut akan malu sendiri. Pasalnya, polisi Hong Kong bukan polisi mata duitan. Ada sedikit bocoran bahwa gaji polisi Hong Kong di atas 20 juta  perbulan. Tapi memang bukan perkara besar kecilnya gaji, yang menjadi patokan adalah setia akan janji dan sumpah dalam korpsnya sebelum menjabat sebagai polisi.
              Semoga negara kita akan semakin berbenah untuk kedepannya, bisa melindungi yang lemah, para pejabat menjalankan tugasnya dengan baik sesuai amanah yang mereka terima. para buruh dan buruh migran bisa hidup sejahtera di negerinya sendiri. semoga saja Allah memberi pemimpin terbaik dan merakyat untuk Indonesia, tak ada lagi kongkalikong antar lembaga terkait dan sejenisnya. Dan akhirul kalam tak ada salahnya bila kita mendoakan untuk Tanah Air kita agar snantiasa Allah memberikan hidayah pada koruptor-koruptor di negeri ini, dan Indonesia berbau wangi sepanjang tahun sepanjang masa.
               Mungkin di waktu mendatang gebrakkan Jokowi Ahok dalam menangani pemerintahan DKI bisa di contoh oleh daerah lainnya, dan tidak menampik kemungkinan buruh migran Indonesia di Hong Kong akan mengadukan permasalahan ketenagakerjaan luar negri terkait Kepmen No. 98/2012 yang di nilai hanya menguntungkan PJTKI dan BNP2TKI serta tidaknya memihak sepenuhnya pada BMI. Karena selama ini pemerintah tidak begitu serius menanggapi permasalahan BMI di luar negri. Semoga BMI Hong Kong akan mendapatkan kejelasan perlindungan dari pemerintah terkait denganKepmen tersebut.

(jeng mirae)





                 
       
           









Saturday 13 October 2012

Eksistensi DDHK dan Pemberdayaan Umat berlandaskan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

            Eksistensi Dompet Dhuafa Hong Kong (DDHK) memberikan angin segar bagi buruh migran Indonesia (BMI) di Negri Beton, Hong Kong . Walaupun terdapat banyak organisasi BMI di Hong Kong, namun DDHK merupakan organisasi BMI terbesar di Hong Kong dan mendapat izin resmi pendirian dari pemerintah Hong Kong.
            DDHK didirikan pada tahun 2004, dan mendapat pembuatan izin pendirian Dompet Dhuafa. Dan legalitas DDHK yaitu, Dompet Dhuafa Association limitted Religious Aktivities Certificate No. 35688231-000-04-10-8,Auditor: AIP, partners C. P. A Limittted. Dengan mengangkat Yacob Ali sebagai direktur yang berasal dari Islamic Union of Hong Kong. Karena aturan di Hong Kong mempersyaratkan harus ada permanent residence, Rahmat Riyadi, Ahmad Juwaini, dan Herman Budianto.
            Tahun 2005/2006 Mr. Yacob Ali meninggal dunia dan di gantikan oleh H. Moh. Ali dan menambahkan corporate secretary Yolvis (KJRI HK). Lalu di lanjutkan oleh Imazgre Togie pada tahun 2005-2008, di sambung oleh Abdul Ghofur. Tahun 2006 Jamil Azzaini resign dari Dompet Dhuafa dan Rahmat Riyadi di gantikan oleh Ismail A. Said.
             Tahun 2011 H.Moh. Ali resign karena merasa sudah tua dan di gantikan oleh Andri Septari. Corporate secretary ( Yolvis) mengundurkan diri dan sedang di cari penggantinya. Pada Oktober 2011 Abdul Ghofur mengakhiri masa jabatan dan di gantikan oleh Ahmad Fauzi Qosim (GM DD Jogja). Dinamika dan perkembangan DDHK mengalami kemajuan signifikan masa kepemimpinan Abdul Ghofur (2008-2011), dan sekarang Abdul Ghofur menjadi Kepala Pengembangan Jaringan di Unimig (Union Migrant) Indonesia yang berkantor di Jakarta.
              Perkembangan DD dari tahun ke tahun secara fundraising atau penghimpunan zakat, infak, dan shodaqoh  (ZIS) mengalami peningkatan. Tahun 2005, ketika DDHK masih baru, dan ZIS yang berhasil di himpun HKD 20 ribu, tahun 2006 sekitar HKD 50 ribu, dan tahun 2007 meninggkat menjadi HKD 100 ribu.
               Memasuki tahun 2008, perolehan dana ZIS sudah mulai sangat signifikan, mencapai HKD 400 ribu dan tahun 2009 perolehan mencapai HKD 1 juta dan tahun 2010 sudah mencapai HKD 2.6 juta atau Rp 2.5 miliar.
                Adapun Core Program dari DDHK adalah sebagai berikut:
- pendidikan dan keterampilan bagi para perantau untuk mengasah life skill sehingga siap mandiri atau mengembangkan diri dan memebuka usaha ketika pulang ke Indonesia.
- Pelayanan dan bantuan kesehatan bagi perantau yang sakit.
- kemanusiaan  seperti, menggalangan dana bagi bantuan bencana alam dan korban banjir.
- Ekonomi kemandirian
Pengembangan kewirausahaan di kalangan perantau.
- Advokasi dan media
Pelayanan Muzaki dan Mustahiq, konsultasi, dan media komunikasi.
                  Unit pelaksanaan DDHK terdiri dari 12 unit:
1. Fat Choi
Khusus menangani akikah dan kurban. DDHK memudahkan BMI untuk berkurban atau akikah dengan membayar secara cicilan, sehingga tidak memberatkan bagi yang akan berkurban. Langkah ini sangat efektif.
2. Migran Institute
Tempat untuk menimba ilmu dan keterampilan meliputi,  kursus komputer,  kursus menjahit, kursus bahasa Inggris, kursus bahasa Mandarin, tata rias dan mengaji.
3. Majalah Iqro
Misi Iqro: menjadi media dakwah sekaligus laboratorium kepenulisan BMI Hong Kong.
4. LKT (layanan kesehatan terpadu)
Program LKT anatara lain, training kesehatan oleh tim dokter bagi volunteer, training cara menangani korban bencana alam dam korban kecelakaan serta mengadakan praktik setiap minggu berupa terapi bekam, terapi listrik, dan terapi pijat.juga mengukur kadar kolesterol, gula darah, tensi darah, dan asam urat. Pasien tidak wajib membayar terapi, namun di persilahkan jika ingin berinfak seikhlasnya.
5. Koperasi Buku
Koperasi buku menjadi program "Migran Usaha Mandiri" dalam menjual buku-buku keislaman. tujuannya adalah berdakwah lewat buku Islam. Modal koperasi berasal dari pemilik saham yang tergabung di DDHK.
6. Ulil Albab
Bergerak di bidang dakwah, tujuan mencetak kader-kader dakwah, anggota 210 orang.
7. Rumah Berkah
Sekarang sudah di mandirikan atau otonom. Yaitu rumah makan halal, memiliki program, kewirausahaan, santriwati, Tahfiqz Al-Quran, dan pengembangan life skill.
8. PERI
 Program perantau Indonesia (PERI) : kuliner, menyediakan masakan halal.
9. LPAM (lembaga pelayanan advokasi migran)
Bergerak di bidang hukum, yakni memberikan pendampingan/pembekalan (advokasi)kepada BMI Hong Kong dengan masalah hukum.
10. Shelter Iqro
Tempat penampungan BMI bermasalah. atau tempat pesantren kilat. Kegiatan meliputi, belajar komputer, bahasa Inggris, mengaji Al-Quran. Acara taushiyah biasa di lakukan setelah shalat subuh. Malam hari juga mengundang ustadz untuk mengisi taushiyah.
11. Volunteer DDHK
Anggota aktif berjumlah 102 orang.volunteer (relawan) DDHK adalah membantu kelancaran pelaksana semua kegiatan DDHK.
12. LPTQ
Lembaga Pengembangan  Tilawah
            Dan unit terkini atau di sebut dengan " Si Bungsu" adalah website DDHK dengan alamat URL http://www.ddhongkong.org dan http://www.dompetdhuafa.hk
DDHK News di maksudkan sebagai unit pelaksana DDHK dan hal pengembangan informasi dakwah dan media internet.
            Adapun visi dan misi DDHK
     
Visi:

Bertekad menumbuhkembangkan jiwa dan kemandirian masyarakat yang bertumpu pada sumber daya lokal melalui sistem yang berkeadilan.

Misi:

1. Membangun diri menjadi lembaga yang berfungsi sebagai lokomotif gerakan pemberdayaan masyarakat.

2. Menumbuhkembangkan jaringan lembaga pemberdayaan masyarakat.

3. Menumbuhkembangkan dan mendayagunakan aset masyarakat yang berbasis kekuatan sendiri.

4. Mengadvokasi paradigma ekonomi berkeadilan.

Tujuan:

1. Meningkatkan efektifitas kinerja lembaga.

2.Meningkatnya otonomi jaringan lembaga melalui devolusi (desentralisasi dan pelimpahan wewenang).

3. Meluasnya pemahaman, penerimaan dan pelaksanaan ekonomi berkeadilan.

4. Meningkatnya pendayagunaan aset masyarakat melalui pengelolaan ziswaf dan derma.

5. Tercapainya kemandirian komunitas sasaran.
                  Dalam kiprahnya, DDHK tak sedikit mengulurkan bantuan pada mereka yang membutuhkan, seperti yang telah penulis tuliskan kan di atas sesuai dengan tulisan yang telah di lansir oleh DDHK News. Seperti yang telah saya saksikan sendiri dan kegiatan setiap minggunya tak ada alpanya untuk dakwah di jalan Allah.
                  Menurut general manajer DDHK, Ustadz Ahmad Fauzi Qosim, setiap bulan sekali DDHK mendatangkan ustadz dari tanah air untuk memberikan siraman rohani pada BMI, yang sudah menjadikan kegiatan rutinnya. "Kita ada Ustadz sendiri, jadi bukan Ustadz yang terkaenal di Tanah Air yang selalu kita undang, saat ini kita datangkan ustadz dari Yogyakarta. Dalam satu bulan ini, setiap minggunya kita mengisi di delapan tempat. Dan saya mengisi tiga tempat," ungkapnya ketika penulis bersilaturahmi di kediamannya di rumah dinas di Havent Street, No. 29, Causeway Bay, Hong Kong (23/6/2012). Tak jarang pula DDHK mengundang ustadz-ustadz  kenamaan di Tanah Air seperti Ustadz Triyono Hari Kuntjoro, Prof. Dr. H. Amin Suma, SH, MA, dewan pengawas Syariah Dompet Dhuafa dan dewan Syariah Nasional MUI Pusat,Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah.
                    Menurut alumnus Universitas Gajah Mada dan ayah dari satu putra ini, Beberapa kasus BMI yang telah ditangani DDHK meliputi kasus pemerkosaan, penganiayaan, gaji underpay, over stay, job tidak sesui demgan yang di tulis di kontrak kerja, kabur, interminite, break contract dll. Tak hanya berkutat para kegiatan kegamaan saja, kasus hukum seperti di atas pun bisa di entaskan oleh para prajurit-prajurit Rasulullah yaitu Ust. Qosim dan volunteer LPAM. Dalam kegiatan volli, dancer DDHK pun memberikan pendanpinginya, dan setengahnya pendampingan untuk kegiatan pengajian.
                    Dalam kegiatannya terkait tentang LKT, para volunteer tak sedikit mengulurkan bantuan pada BMI yang mengalami sakit dan sedang di rawat rumah sakit. Seperti yang telah di lansir oleh Iqro waktu lalu, Muntatik yang sedang di rawat rumah sakit di Prince of Wales Hospital, Satin, pada 11/3/2011lalu berlanjut ke rumah sakit Lataso, Taipo dan yang akhirnya meninggal di Tanah Air, yang sebelumnya pihak KJRI telah memulangkannya pada 29 Desember 2011. Para prajurit Rasulullah inipun mengulurkan bantuannya hingga Muntatik meninggal dan pemulangan jenazahnya di kampung halaman Dompet Dhuafa dan BNP2TKI andil dalam mengulurkan bantuannya.
                     Dalam pemberdayaan BMI Hong Kong yang akan kembali ke Tanah Air, bersama Migrant Istitute Dompet Dhuafa Hong Kong sebagai tindak lanjut dari Program "Sukses di Rantau Mandiri di Negri Sendiri", langkah-langkah signifikan mulai di rencanakan saat itu, di antaranya adalah, 6 bulan sebelum pulang BMI harus di berikan kelas khusus untuk mempersiapkan program-program yang akan di lakukan setelah pulang. Gairah kerelawan dan kemilitan untuk membangun daerah masing-masing. Migrant Institute berharap bisa menjadi pintu masuk untuk BMI dengan segala bentuk pelatihan yang mereka inginkan. Bekerja sama dengan jejaring Dompet Dhuafa yang lain srperti Masyarakat Mandiri, Kampoeng Ternak, Institut Kemandirian dsb.
                 Pada Saptu, Minggu, 25/26 Juni 2011, dan berlokasi di Dance Cafe  B39, Commercial Centre 121,King's Road-Fotress hill, Hong Kong. Dompet Dhuafa HK menghadirkan pengusaha sukses, Bob Sadino, Presiden Dompet Dhuafa, Ismail Agus Said, dan "Jay Teroris" Zainal Abidin, soscial entrepreneur dalam acara "Training Menjadi Pengusaha". Upaya DDHK ini untuk memberikan pembekalan kewirausahaan kepada BMI, agar kelak bila pulang ke kampung halaman mempunyai modal ilmu dan juga modal usaha.
                  Pada tanggal 3, 10, 17, dan 24 April 2011, DDHK juga mendatangkan trainer  Sambas Miharja, pemilik Izzy Studio, di Jl.Pembangunan No. 01 Cihampelas, Bandung Barat dalam training video shooting dan editing pada volunteer DDHK dan BMI Hong Kong.
                  LPAM Dompet Dhuafa tak hanya menunggu telpon dari BMI dan duduk di kantor DD, tetapi LPAM andil juga di lapangan bersosialisasi dengan BMI dan organisasi BMI lainnya sharing tentang hukum dan advokasi.
                  Selama bulan Ramadhan 2012, DDHK menyelenggarakan pelatihan komunikasi (Jurnalistik, Public speaking, Blogging, dan Public Relations) dengan mendatangkan trainer dari Bandung, alumnus Hubungan Internasional FISIP Unpad, Asep Syamsul M. Romli/Kang Romel, seorang wartawan, penulis, penyiar, blogger, webdesigner, dosen, trainer, konsultan media, public speaker dan editor DDHK News.
                   Dengan di selengarakannya pelatihan ini di harapkan bisa membuka wawasan pada BMI terutama tentang media literasi. Pemberdayaan pada BMI Hong Kong dan Macau dan para peserta latihan komunikasi telah membentuk organisasi  dengan nama "Communication Club" atau CC, dengan jumlah anggota sekitar 118 orang. Dan DDHK News saat ini sedang menyelenggarakan lomba blog antar BMI Hong Kong, Macau, dan Taiwan dengan tujuan agar integritas BMI menjadi lebih baik lagi, BMI bukan hanya kerja dan rutin di dapur, tetapi juga bisa menggunakan blog dan internet.
                  Seperti yang di lansir DDHK News, 19 Agustus 2012, Kang Romel mengatakan, ide pembentukan CC ini muncul dari harapan adanya tindak lanjut pelatihan komunikasi. "Ke depan CC di harapkan menjadi forum teman-teman BMI yang ingin mengembangkan minat dan bakat di bidang komunikasi," ujarnya.
                   Pepatah asing mengatakan,"No smoke without fire". Tidak ada asap kalau tidak ada api.
Adanya Dompet Dhuafa di Hong Kong karena ada penyebabnya.
                   Kehadiran DDHK tak lepas dari kehadiran DD Republika sebagai pelopor DD di sejumlah daerah dan di luar negri. Adapun empat pendiri lembaga independen Dompet Dhuafa Republika adalah Parni Hadi, Haidar Bagir, S, Sinansari Ecip, dan Eri Sudewo. Keempat jurnalis tersebut banyak berinteraksi dengan masyarakat miskin, sekaligus kerap berjumpa dengan kaum kaya. Di gagaslah manajemen galang kebersamaan dengan siapa pun yang peduli kepada nasib dhuafa. Sejak kelahiran Harian Umum Republika awal 1993, para wartawan tersebut aktif mengumpulan zakat 2,5% dari penghasilan.
                   Awal kegiatan DD di Hong Kong sekitar tahun 1999, ketika ada organisasi Islam mengundang DD Republika(pusat) untuk hadir dalam kegiatan dakwah. Hasil kegiatan DD di Hong Kong membuat DD tergerak untuk berkiprah lebih dalam  untuk melakukan program dakwah.
Tahun 2003 di buatlah devisi program DD bersama SPM (sahabat pekerja migran) yang fokus pada empat hal yaitu dakwah, pendidikan, advokasi, dan pemberdayaan. Dan 2004 berdirilah DDHK.
                   Semoga DDHK semakin eksis dalam pemberdayaan umat di Negri Beton ini, dan BMI yang belum sadar untuk membayar zakat maal, yaitu 2,5% dari gajinya segera menunaikan kewajibannya. Dan satu hal lagi dari penulis, kiprah DDHK selama ini dalam pemberdayaan kepada BMI akan lebih afdol bila di di film kan di layar lebar. Semoga akan ada BMI dan sutradara soleh untuk membuat film tersebut. Amin.

(Siswati Dwi Murti/Sumber: DDHK News, dan Majalah Iqro)

                        
                 
                  
          
                     
                                  

Wednesday 10 October 2012

Nostalgia di Bukit Cinta

              Pagi yang cerah di Negri Beton, negri di mana selama ini ku sandarkan semua kebutuhan hidupku dan keluarga ku hingga bisa hidup layak seperti yang lainnya.
Saat ini musim panas telah berlalu, dan musim dingin mulai mengulurkan tangannya untuk menyambut semilir angin sepoi-sepoi, hingga hembusan angin dingin menusuk ke kulit tubuh dan akhirnya tembus sampai ke tulang sum-sum.
               Tak hanya ku mengais rezeki di Negri yang telah membesarkan nama idola ku di film laga, Jackey Chan, tetapi aku dan teman-teman seprofesiku pun berkecimpung di dunia baru kami. Dunia di mana kami harus mengumpulkan sisa-sisa tenaga dan fikiran setelah seharian penuh di kuras dengan tugas turin sebagai seorang pramuwisma. kami melawan tumpukan buku-buku pelajaran yang harus kami baca, pelajari, dan kami hafalkan.
                Setiap hari libur tiba, kami harus bangun lebih awal karena pelajaran di sekolah yang kami ikuti di pagi hari. Kami bersenda gurau melewati jalan-jalan berbukit, mendaki anak-anak tangga yang selalu memamerkan kemegahannya, hingga berjumlah lebih dari tiga puluh tangga membuat nafas kami terengah-engah. Kadang kami harus berhenti mendaki ketika sampai di tengah-tengah anak tangga.
                 "Mba, cepat dikit jalannya, nanti kita ketelat lho!" Semua mata tertuju pada sumber suara tersebut.
                "Heh..heh..., aku nggak kuat nanjak lagi, Mia," pinta salah satu siswa yang meratap kepada temanku bernama Mia. Akhirnya, mereka pun berhenti sejenak untuk sekedar mengumpulkan sisa-sisa tenaga yang mulai terkuras.
                 Sekolah kami terletak di atas bukit yang terletak di distrik Shueng Wan, Hong Kong. untuk bisa mencapai ke sekolah kami, sekolah setara dengan SMA atau akrab dengan sebutan "kejar paket C", untuk menembus jalan berbukit dengan banyaknya anak tangga dan jalan berlapis aspal menanjak hingga mencapai jarak tempuh kira-kira 300 M dari anak tangga terakhir yang harus di lewati.
                 Bila musim panas tiba, tubuh kami pun bermandikan keringat untuk bisa menembus jalan berbukit di kota Shueng Wan hingga sampai ke sekolahan tersebut. Namun, bila musim dingin tiba, tubuh kami teras lebih hangat saat berjalan menempuh sekolah Bukit Cinta itu.
                 Tampak di depan kelas berdiri tegak seorang pria muda, berusia sekitar tiga puluhan sedang megajar mahasiswi-mahasiswinya. Di kelas lantai dasar yang sebenarnya adalah aula berukuran sangat luas, dan tidak cocok di sebut kelas. Alternatif ini di pilih oleh pria muda itu yang biasa di panggil Pak Dosen untuk mengantisipasi lonjakan siswa baru yang setiap bulannya bertambah banyak. Sehingga bila siswa di tampung di ruang kelas maka akan berdesak-desakkan. Karena kapasitas kelas tidak sesuai denga jumlah siswanya.
                 Puluhan siswa kejar paket C itu telah berdiri rapi layaknya pasukan berani mati yang sedang menunggu komandan pimpinan dan mendengarkan instruksi berikutnya untuk di laksakan oleh para prajuritnya itu. Tepat di sebelah kiri dari tempat duduk mahasiswi-mahasiswi jurusan management bisnis itu, mereka berdiri dengan hati di taburi harap-harap cemas untuk membuka amplop berisi hasil ujian dua bulan yang lalu setelah ujian Nasional di laksanakan.
                 "Ah, kamu. Yang sabar ya. Saya sudah berusaha sekuat tenaga dan fikiran saya, namun saya tidak bisa berbuat banyak untuk kamu. yang rajin lagi belajarnya,ya." Pak Dosen menasehati salah satu siswanya.
                  Seperti itulah Pak Dosen bila sedang menasehati para siswanya, karuan saja yang di nasehati seperti dengan tidak di sadari akan membuat air matanya menganak sungai. melihat korbannya terpedaya, Pak Dosen pun berbisik dalam hati,"Ah, gitu aja masa' nangis sih! apa mereka kagak tahu sebenarnya saya hanya bercanda." Lalu Pak Dosen memberikan amplop putih itu kepada siswa yang nangis tadi. Sambil menangis si siswa membuka isi amplop dengan tangan gemetaran.
                  Pelan namun pasti amploppun terbuka dan terpampang jelas tulisan-tulisa di balik amplop tersebut. Dengan merasa tidak percaya dengan penglihatannya, siswa itu pun mengulangi lagi bacaan dari dalam amplop tersebut. "Selamat, anda telah sukses". Yang sebelumnya berlingan air mata kesedihan kini berubah menjadi linangan air mata kebahagiaan, Pak Dosen pun turut memberikan ucapan selamat. Walau sebelumnya sempat ngerjain si siswa tersebut.
                  Barisan mengular yang jumlahnya puluhan siswa tadi, dengan tertib menunggu panggilan dari Pak Dosen. Sambil mengajar mahasiswanya, Pak Dosen membagi-bagikan amplop hasil kelulusan itu kepada murid-muridnya. Dan tibalah saatnya kini giliran Mia untuk di panggil maju menghadap Pak Dosen. Pak Dosen yang biasanya mengajar mereka dengan penuh kesabaran serta lagaknya yang sangat lucu, sempat membuat siswa-siswanya enggan meninggalkan kelas. Namun di hari itu dari pagi sampai sore, karakter yang biasa melekat pada Pak Dosen itu, kini tiba-tiba berubah 97%, seperti malaikat maut yang siap setiap saat mencabut nyawa-nyawa manusia.
                  Begitu pila dengan Mia, dia pun harap-harap cemas menunggu kelulusan lewat lembar  kertas kecil dalam amplop itu.
"Selamat, ya Mia. Moga makin rajin aja belajarnya," Pak Dosen menasihati Mia sambil memberi
amplop ke Mia. Perasaan Mia pun tak karu-karuan, tak sabar lagi untuk membuktikan kata-kata dari Pak Dosen.
                 Bagai di sambar halilintar , tubuh Mia lemas lunglai tak berdaya. Di rasakan tubuhnya tak bertulang lagi. Keputusan itu, hasil ujian itu, membuatnya bersedu sedan tak sanggup untuk membaca lanjutannya."Maaf, anda belum berhasil." rupanya kalimat ini yang membuat Mia menangis. Teman-teman sekolahnya saling menghibur satu sama lain, dan mereka menangis masal. Karena lebih dari 60 siswa yang ikut ujian hanya 25% siswa saja yang lulus.
                 Sempat pula terdengar heboh di dunia maya, tentang kelulusan itu. Banyak siswa tidak percaya dengan hasil ujian itu. sempat pula terdengar olehku, mereka menyalahkan "DEPNAKER", dan di jawab oleh siswa yang lainnya. "Bukan DEPNAKER tapi DIKNAS", dan bahkan ada yang menyalahkan komputer di Jakarta terutama di DIKNAS, katanya pada eror, serta ada pula yang menyalahkan "Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)". Teman-temanku sekelas itu menyalahkan mereka karena alasannya soal semudah di ujian itu kok sampai nggak lulus semua. Dan karena kurang puas dengan pihak yang di salahkan, maka mereka setuju untuk menyalahkan Pak Dosen. Dengan alasan, selama ini mengajar kok siswanya yang lulus cuma beberapa belas pasang. Dan pelajarannya yang di ajarkan nggak keluar semua.
                 Tiba-tiba ponselku bergetar, ternyata Ani yang menelponku. dia juga sekelas denganku. "Mba Dwi, sudah ambil hasil kelulusan lom, sudah sore lho, nanti sekolahannya tutup. Tadi Pak Dosen bilang, katanya mba Dwi nggak lulus. Makanya cepetan kesana? pintanya padaku.
                  "Belum tuh, thanks infonya, An. Masa' sih aku nggak lulus! Ok, deh aku segera ke Bukit kamu sendiri lulus apa nggak,An?" Ku balik bertanya ke Ani.
                  "Heheee...,aku nggak lulus, mba. Tadi Pak Dosen bilang langsung ke aku, dia minta maaf karena dulu pernah bilang kalau aku nggak lulus ujian, eh! Kok beneran nggak lulus. Tapi aku bilang ke dia, kalau itu bukan salahnya, itu salahku sendiri karena dulu waktu ujian aku nggak belajar malah facebook-an.Heheheeee...." Celotehnya padaku.
                  Tanpa buang waktu lagi aku segera menuju ke MTR (mass transit railway) Causeway Bay, kebetulan saat Ani telpon tadi aku berada di taman Victoria Park atau di kenal dengan sebutan "Kampung Jawa". karena di taman itu tempat nongkrongnya BMI (buruh migran Indonesia alias TKW).
                   Ku telusuri jalan menuju ke Bukit Cinta, ku berjalan setengah berlari. Aku benar-benar "Keder" di buatnya, batinku berkata, ah, yang bener aja aku nggak lulus. Dulu Pak Dosen yang bilang katanya aku "Siswa Teladan" tapi setelah ujian kok katanya pula aku nggak lulus. batinku bertanya, apa sebenarnya yang sedang terjadi dengan Pak Dosen? Apa Pak Dosen salah minum obat, hingga aku yang di cap siswa teladan sampai menjadi nggak lulus ujian.
                  Anak tangga menuju bukit yang tingginya tidak menurut kemauanku, akhirnya ku sampai di puncaknya, lalu menyeberang menuju jalan ke bukit beraspal. Rumah-rumah megah berjejer di kiri kanan jalan, kendaraan yang berlalu lalang menghibur hatiku yang sedang di rundung kejengkelan pada Pak Dosen. Tak kurasakan lagi letihnya berjalan menuju bukit, yang ada hanya secepatnya melihat hasil ujian itu.
                  Ku langkahkan kaki ku memasuki ruang belajar mahasiswa manajemen itu di lantai dasar. lembaga Pendidikan itu sebenarnya berkolaborsi dengan universitas asal Philipina, Pak Dosen itu yang menjadi dosen di situ sekaligus mengajar kami siswa-siswa paket C juga adik kelas paket B. Lumayan capek banget Pak Dosen waktu itu, karena hanya dia satu-satunya guru dan dosen yang ngajar BMI di lembaga itu .
                   Aku berjalan mendekati Pak Dosen yang sedang asyik mengajar siswanya. Aku pun duduk di bangku panjang terletak tepat di depan para siswa dan di samping kanan white board. Sambil menunggu Pak Dosen selesai mengajar, ku amati gambar-gambar yang menempel di tembok itu.
                  Anganku melayang pada saat pertama kali memasuki ruang kelas yang sekarang di gunakan oleh mahasiswa dari Philipina dan sekaligus di jadikan sebagai kantor sekretariatnya. pertama kali masuk sekolah hatiku terasa tak percaya bahwa Allah masih mengizinkan aku mengejar ilmu sambil bekerja. Padahal anak-anakku sudah duduk di bangku kuliah, tapi semangatku sekeras dinding beton hingga tak mudah untuk di tumbangkan. Waktu itu di ruang kelas yang hanya cukup menampung 70 orang, di paksa menampung lebih dari 100 siswa, kadang Pak Dosen mengalah tidak duduk.
                 Hingga akhirnya para siswa di pindahkan di sekolah Bukit Cinta. Entah siapa yang menamai sekolah itu Bukit Cinta. Padahal itukan sekolahannya pemerintah Hong Kong, lembaga pendidikan Indonesia dan Philipina itu sebenarnya hanya menyewa per jam dan per minggu. Ah, aku nggak mau banyak berfikir tentang asal muasal nama Bukit Cinta itu.
                  Dwi, dah lama menunggu, ya? sapa Pak Dosen padaku. Namun waktu itu aku tak mendengar sapaannya.
                  Dwi..Dwi...,dah lama menunggu, ya? Pak Dosen mengulangi lagi ucapannya. Aku pun kaget di buatnya.
                  "Eh, iya pak." Jawabku gugup, karena malu tak mendengar sapanya.
                  "Yach...ngalamun lagi..! Yang sabar,ya. Jangan nangis, saya sudah berusaha sekuat tenaga, namun saya nggak bisa berbuat apa-apa. Jangan nangis ya." Pak Dosen menasihati ku.
                  "Ah, untuk apa saya nangis,pak? Kalau nggak lulus ya ngulang lagi." jawabku semakin ngeyel. Pak Dosen ternyata tak sampai di situ memperdayaku agar aku bisa nangis seperti yang lainnya. Dia terus mengucapkan kata-kata itu, aku pun sedikit emosi.
                   "Kan saya udah bilang kalau nggak lulus bisa ngulang lagi, mana pak hasil ujiannya?" Rengekku penuh memelas padanya.
                    Dengan rasa kasihan, akhirnya Pak Dosen memberikan hasil ujian berupa amplop terdapat kertas kecil lengkap dengan nilainya. Sempat berdebar kencang jantungku, segala puji bagi Allah, surat-surat Al-Quran yang pernah ku hafal, doa-doa mulia, semua telah ku keluarkan untuk membunuh rasa takut melihat nilai itu. ku baca pula bismilah 21x tanpa bernafas, agar setan-setan jahat lari terbirit-birit melihat angka-angka itu. Setelah ritual khusus selesai ku baca, amplop pun ku buka dengan sangat puelan sekali, ku picingkan mata kiriku seperti penembak yang akan meluncurkan anak pelurunya.
                    "Aaaahhhh...! Alhamdulilah, Allah huakbar!!!" Teriak ku seperti tak ingat orang di sekitarnya. Para siswa yang masih tinggal di kelas itu tampak kaget bercampur bingung.
                     "Ada apa, mba? Tanya seorang mahasiswa yang sudah ku kenal sebelumnya.
                     "eh, nggak apa-apa. Alhamdulilah aku lulus." aku berlari mendekati Pak Dosen, aku tertawa-tawa riang sambil teriak-teriak kaya orang kesurupan.
                     "Trima kasih, pak. Saya lulus dan nilainya nggak mengecewakan." Pak Dosen hanya tertawa melihat tingkah lakuku.
                      Setelah jam menunjuk ke angka 6 atau jam enam sore, akhirnya kami meninggalka bukit itu. Pak Dosen, aku, dan siswa-siswa yang lainnya berjalan menuruni jalan berbukit. Anehnya di Hong Kong di atas bukit pun bisa di buat jalan raya, lautpun di uruk di jadikan bangunan pencakar langit. Dan kami berpencar setelah menuruni anak tangga terendah, Pak Dosen dan beberapa siswa yang membantu membawakan peralatan sekolahnya berjalan ke arah kanan. Sedang aku dan siswa-siswa yang lainnya menyeberangi jalan di depan Mc. Donald Sheung Wan menuju ke MTR exit A.
                   Jerih payahku selama ini ternyata berbuah hasil yang patut ku syukuri, selama mengikuti paket C, waktu seolah-olah sangat cepat. Karena selain bekerja di rumah majikan, aku harus pandai-pandai mencuri waktu, bahkan terang-terangan untuk belajar di depan majikanku. Mereka pun menghargai kegigihanku dalam belajar.
                   "Bukit Cinta, kini ku telah selesai mendaki puncakmu untuk menuntut ilmu. Terimakasih atas kebaikkanmu pada kami domestic helper yang haus akan ilmu, dan semoga ilmu ini bermanfaat di kemudian hari. Amin."

(Siswati Dwi Murti/Nara sumber: Jeng Mirae, BMI Hong Kong)
                                     

                 
                
               
               

Tuesday 9 October 2012

Heboh! HUT ke-13, IMWU Guncang Victoria park

  Menyambut hari jadinya yang ke-13, Indonesia Migrant Workers Union (IMWU) menghelat gebyar seni Indonesia yang di gelar di Taman Victoria Park, Causeway Bay, Minggu (7/10/2012). Organisasi buruh migran Indonesia (BMI)  yang terbentuk sejak 1994 dengan nama Indonesian Group (IG) ini, memberikan peluang kepada para BMI di Hong Kong untuk berpartisipasi dalam beberapa perlombaan seni ala BMI.
             IMWU menyelenggarakan lomba Fashion recycle "Daur Ulang Musim Panas", lomba modern dance, lomba karaoke dangdut atau qosidah, dan lagu bebas dengan penari latar. Acara semakin semarak dengan perebutan hadiah untuk memenangkan kuis seputar diskriminasi, hak-hak BMI, dan keselamatan kerja.
              Ketua IMWU, Anik Setyo mengatakan, dalam merayakan ulang tahun yang ke-13 ini, mengundang perwakilan dari Labour Department Hong Kong. "Nanti acaranya selain lomba juga ada dialog bebas dengan perwakilan dari Labour Department, seputar hak-hak BMI, training "Safe and Health Guide in Hong Kong for Better Service of Indonesian Domestic Worker," ungkapnya ketika di temui di sela-sela kesibukkannya.
              Anik menambahkan, tak hanya membahas seputar hak-hak BMI saja, tetapi juga membahas isu yang sedang hangat di bicarakan di Tanah Air dan juga di Hong Kong, tentang Kepmen No.98/2012.
               "Mengapa keputusan itu belum di berlakukan, tapi kok sudah di putuskan? padahal kami sudah melakukan survei terhadap massa," tegasnya.
                 Menurutnya, keputusan itu hanya membebani para BMI dan majikan,"Di media-media sudah di siarkan bahwa biaya penempatan sudah turun, tapi prakteknya biaya masih tetap tujuh bulan. Tidak ada, hanya untuk mengelabuhi BMI overcharging," imbuhnya.
                  Hadir pula mantan ketua IMWU, yang sekarang menjadi koordinator liga pekerja migran Indonesia (LIPMI), Sringatin, turut pula dalam mempersiapkan acara perlombaan di sekitar area."Ini acara ulang tahunnya IMWU yang ke-13, nanti dari Labour Department juga datang." ujarnya saat di temui ketika sedang berbincang-bincang dengan Deputi Bidang Perlindungan Perempuan, Dra. Luly Altruiswaty dari Jakarta beserta rombongan yang akan menghadiri di acara BISA Care yang bertempat tak jauh dari acara lomba tersebut.

(Siswati Dwi Murti)
        
            


Monday 8 October 2012

KD Al-Istiqomah Gelar Pengajian Pelepasan Jamaah Haji


Hong Kong- Kumpulan Dzikir (KD) Al-Istiqomah menggelar pengajian akbar dalam ramgka pelepasan jamaah haji yang di helat di Taman Raya Tsuen Wan, Minggu (7/10/2012), dengan mengusung tema "Melepas Tamu-tamu Allah Berangkat ke Baitullah" .


Menghadirkan penceramah Ustad Rumadi,S.Fil.l dan Ustad Zainul Arifin Madzkur, S.Ag, M.Pdi dari Jawa Timur. Hadir pula Executive Da'wah Islamic Union, K.H. Abdul Muhaemin Karim, M.A, Direktur Pondok Fatimah, Hj. Siti Fatimah Angelia dan perwakilan dari konsulat jenderal republik Indonesia (KJRI), konsuler Penerangan, Sosial, dan Budaya, Nunung Nurwulan.


Dalam tausyahnya, Ust. Rumadi mengatakan, pentingnya memperhatikan tiga hal sebelum berangkat haji yakni, tidak berkata kotor/rafast, jauhi sifat fasi' yang ciri-cirinya suka berkata munafik, dan tidak berbantah-bantahan atau debat."Seorang calon haji harus memperhatikan hal penting seperti sifat tidak  munafik dan tidak fasik dan tidak debat, harus di jauhi dari dirinya, supaya hajinya mabrur," ujarnya.


Menurut Ust. Rumadi, ada tiga tingkatan amal ibadah haji. Haji Mardud yaitu haji yang tertolak,
Haji Maqbul yaitu haji yang di terima, tetapi tidak mendapat pahala, Haji Mabrur yaitu haji yang di terima lagi mendapatkan surganya Allah.

"Para jamaah haji harus mempersiapkan hati yang extra sabar," tandasnya.


Sementara itu, calon jamaah haji tahun ini berjumlah 32 orang, 13 jamaah berasal dari warga negara Hong Kong, 1 jamaah berasal dari warga negara China, dan 18 sisanya warga Indonesia yang berdomisili di Hong Kong termasuk juga calon jemaah dari BMI.


Ust, Rumadi, pimpinan redaksi Majalah Sabilillah Rungkut Lor, Surabaya, Jawa Timur mengatakan, dalam waktu beberapa bulan ini Yayasan Sabilillah dan Pondok Fatimah Hong Kong akan membuat 'member card' khusus untuk BMI Jawa Timur.


"Jadi kalau ada BMI Jawa Timur mau cuti pulang atau pulang terus bisa menghubungi yayasan, nanti yayasan yang akan menjemput. makan, minum, tidur gratis. Dan nanti tinggal nunggu jemputan keluarganya," ujarnya saat di temui setelah  break shalat dhuhurdan makan siang.

Ketua KD Al-Istiqomah, Hj.Istiqomah mengatakan, sangat bersyukur kepada Allah atas partisipasinya teman-teman BMI yang hadir dalam pengajian tersebut. "Saya sangat bersyukur kepada Allah, acaranya berjalan dengan meriah sekali dan banyak teman-teman yang datang, mereka di tuntun Allah untuk datang kesini," paparnya.


Acara juga di meriahkan oleh hadroh dari empat organisasi BMI di Hong Kong, serta bacaan shalawat dan pembacaan kitab suci Al-Quran beserta terjemahannya.


Setelah break makan dan shalat siang, acara di lanjutkan dengan ceramah yang di sampaikan oleh Ust. Zainul. Panitia penyelenggara membagi-bagikan modul berisi urut-urutan surat dalam Al-Quran."Bila rumahnya no 3, maka baca surat ke tiga dari Al-Quran yaitu Surat Ali Imron," dalam sambutannya.


(Siswati Dwi Murti/Tulisan ini di ikutkan lomba di DDHK News)

Saturday 6 October 2012

Pelatihan Komunikasi yang Membuatku Lebih Percaya Diri

Sekitar tujuh tahun saya bekerja di Negri Beton, bermacam-macam pula kegiatan yang pernah saya geluti selamanya ini. Diantaranya kegiatan rutin di forum lingkar pena (FLP).
Pada kesempatan lain saya mendapat informasi dari salah satu volunteer reporter Dompet Dhuafa Hong Kong yang sebelumnya kami sudah saling kenal, tentang "Seminar Pelatihan Komunikasi" dengan trainer seorang yang sudah sangat ahli dalam bidang yang satu ini. Dan saya sangat terkesan dengan acara yang di selenggarakan oleh Dompet Dhuafa Hong Kong ini.

Trainer yang satu ini memang bukan orang sembarangan, sempat saya bingun mendengar penjelasasn dari teman saya yang reporter DDHK News tersebut, pasalnya, dia menjelaskan bahwa nama trainernya biasa di sebut Romli lalu saya minta penjelasan lagi darinya bahwa memang nama trainernya tidak salah namanya Romli. Tapi, teman saya bilang lagi bukan Romli, tapi Romel.

Dalam hati saya tak perduli dengan nama itu, baik Romel ataupun Romli bagi saya tidak berpengaruh, yang penting dan yang paling utama adalah ilmunya. Apalagi, biaya training sangat murah, hanya seharga dua pulsa rekanan besar. Sempat saya berfikir, yang jadi trainer pak Romli apa pak Romel ya? walau batin saya tidak perduli, tapi rasa penasaran itu berkecamuk juga di lubuk hati. Atau mungkin bila pak Romli tidak bisa hadir lalu di gantikan oleh pak Romel? Perang batin sempat menghantuiku.

Rasa perasaran itu akhirnya menuai hasil, ternyata trainer yang di maksud oleh teman saya yang reporter itu nama lengkapnya, Asep Syamsul M. Romli atau biasa di panggil Kang Romel.
Coba kalau dari awal teman saya itu mengatakan bahwa nama lengkapnya itu dan nama Romel itu nama panggilan, kan saya tidak usah pakai perang batin segala. Ah, maklum saja minat dan niat saya sudah bulat untuk ikut pelatihan komunikasi tersebut, sehingga bawaannya serba gugup dan takut bila di suruh maju untuk pidato.

Di minggu pertama pelatihan, saya tidak bisa hadir di karenakan majikan dan anak-anaknya loihan (tour) ke Singapura dan Korea.
pelatihan di minggu pertama membahas tentang kejurnalistikan, kebetulan saya sudah satu tahun menekuni bidang yang satu ini. Jadi, walaupun tidak hadir saya masih bisa melihat di  modul.
Dan alhamdulilah ternyata di minggu berikutnya yaitu minggu kedua, Kang Romel mengulasnya lagi. Sepertinya memang tak jauh beda dengan materi yang pernah saya dapat dari teman saya wartawan Tasik Malaya waktu itu.

Rasa penasaran tentang trainer itu, tak hanya sekedar namanya saja yang membuat saya kalang kabut, ternyata gelar dan keberadaannya di dunia literasi serta kiprahnya selama ini membuat saya jadi tidak bisa tidur. Karena, dulu teman saya bilang bahwa Kang Romel itu seorang dosen dan bla.. bla..bla.. sampai saya tak ingat lagi apa yang di utarakan oleh teman  saya itu. teman saya bilang, kalau sampai tidak mengikuti traning ini maka akan rugi besar. Pasalnya, ini adalah kesempatan emas dan tak akan terulang lagi untuk kedua kali dalam waktu yang sama, serta bila pelatihan ini di adakan di Indonesia, maka biayanya sangat mahal dan hampir mencapai angka Rp 3 juta.

Menginjak di minggu ke dua saya bisa menghadiri acara tersebut, kalau tidak salah tentang blog. Saat itu saya masih juga belum punya laptop, dan selama satu tahun saya mengirim berita ke Tanah Air hanya melalui HP, namun perasaan bahagia menyelimuti hati saya lantaran tulisan saya bisa di muat di media cetak di Indonesia. Dalam mempelajari blog pun saya masih bingung karena memang tidak ada laptop, dan saya minta di ajari membuat blog lewat teman dekat saya yang kebetulan ikut gabung di FLP dan pelatihan komunikasi itu.

Di pelatihan blog yang di laksanakan di Masjid Ammar Wan Chai di lantai 6, di ikuti sekitar tujuh puluh peserta. sebelum Kang Romel memberi pelatihan tentang blog, teman dekat saya memberitahukan bahwa trainernya sangat lucu tak tersaingi, bahkan membuat perut teman saya kaku dan sakit. Saya pun melihat sendiri, memang trainernya seperti itu.

Beliau adalah seorang trainer, konsultan media, reporter, penyiar radio, dosen.Namun demikian, tak membuat kang  Romel sombong atau pun sok pinter, padahal dia juga seorang insiyur di bidang politik hukum. Dia juga bukan wartawan biasa, dia selalu bertugas di luar negri, yang tentu saja bahasa Inggrisnya sangat mahir, tapi tetap saja bahasanya rendah hati.

Dalam menulis di blog membuat integritas buruh migran Indonesia (BMI) semakin naik tinggi, bukan hanya mereka yang sekolah tinggi yang bisa buat blog.Bberkat bimbingannya dalam pelatihan komunikasi yang di selenggarakan oleh Dompet Dhuafa Hong Kong, meliputi jurnalistik, humas, blogger, public speaking, BMI jadi lebih faham dengan media literasi.

Pada minggu ketiga dan minggu keempat, pelatihan berlangsung di lantai satu di Masjid Ammar, Wan Chai. Karena di lantai enam telah terpakai. Dan pelatihan tersebut membahas humas dan public speaking. Para peserta di latih berbicara di depan teman-temannya, baik belajar MC ataupun dalam berpresentasi. walaupun agak malu-malu dan takut, namun para peserta patut di acungi jempol.

Pada acara pelatihan terakhir, pihak penyelenggara DDHK mengapresiasikan tulisan-tulisan para BMI yang telah di kirim ke email atau inboxnya Kang Romel dengan hadiah-hadiah yang sangat menarik. Para peserta di hari Saptu, tiga orang di tentukan sebagai pemenang. Dan pada hari Minggu di tentukan tujuh orang pemenang.

Saya pribadi sangat bersyukur dan bahagia sekali bisa mengikuti acara pelatihan tersebut, dan sangat berterima kasih dengan DDHK, Kang Romel, dan teman saya reporter DDHK, lutfiana, yang mana telah memberikan waktu emas kepada saya hingga saya bisa mengikuti semua materi, serta mendapatkan sertifikat resmi. Bila nanti saya pulang ke Tanah Air, saya tidak akan minder lagi bila bertugas di daerah saya sebagai jurnalistik, karena ilmu yang mahal ini telah saya kantongi. Dan rencananya insyaallah memang ingin mengabdikan diri untuk rakyat kecil dengan tulisan, dan sekarang sudah berlanjut mengirim tulisan-tulisan  di media cetak.
Semoga ilmu yang bermanfaat ini bisa saya tularkan ke orang lain dengan ikhlas karena Allah semata, dan memberi keberkahan kepada sesama umat. Amin.

(Siswati Dwi Murti)









Wednesday 3 October 2012

Pondok Fatimah HK Helat Pengajian Akbar di Tsim Sha Tsui


Hong Kong- Pondok Fatimah Hong Kong menghelat pengajian akbar di Masjid Jami' Tsim Sha Tsui, dengan penceramah Ust. Zainul Arifin Madzkur, S. Ag. M. Pd. I dari Jawa Timur, Minggu, (30/9/2012), dengan mengusung tema "Menjalin silaturahmi, persaudaraan dan kerukunan sesama muslim".

Lebih dari dua ratus jamaah memadati ruang masjid, hadir pula perwakilan dari konsulat jenderal  republik Indonesia (KJRI), konsul konsuler I Hari Budiarto. Dalam sambutannya Hari mengingatkan kepada buruh migran Indonesia (BMI) agar  BMI tidak mudah tertipu dengan SMS yang telah banyak menelan korban BMI Hong Kong, Hari juga mengingatkan agar BMI rajin menabung.

Dalam acara inti, Usatad Zainul mengatakan, sesama umat muslim harus saling memaafkan, lemah lembut,mudah bergaul, dan menyenangkan orang lain.

"Haram bagi umat Islam saling membunuh, berbuat zhalim, serta mengkafirkan orang lain," tuturnya.

Kalau hatinya bagus, tambahnya, maka semua hasilnya akan bagus pula. Namun, bila hatinya jahat/jelek, maka hasilnya pun akan jelek pula.

Acara di meriahkan dengan bacaan shalawat, Asmaul Husna, Al-Quran dan terjemahannya serta serah terima ketua Majlis Taklim Nurjanah yang lama ke ketua yang baru. Dan acara di sponsori oleh Majelis Ta'lim Nur Janah Pekalongan, Yayasan Sabilillah, dan Pondok Fatimah.


(Siswati Dwi Murti)
(Tulisan ini di ikutkan lomba di DDHK News)

UNIMIG HK Gelar Kajian Advokasi dan Perkenalan Anggota Baru


Hong Kong- Union Migrant (UNIMIG) Hong Kong menggelar Kajian advokasi dan perkenalan anggota baru yang di helat di kantor Dompet Dhuafa Hong Kong, Causeway Bay, Selasa (2/10/2012).

Sekitar dua  puluh peserta, yang sebagian besar anggota Unimig hadir dalam acara tersebut, dengan mendatangkan Ustad Abdul Ghofur wakil dari Unimig Indonesia yang sekarang menjabat sebagai kepala pengembangan jaringan. Sempat pula menjabat sebagai general manager Dompet Dhuafa Hong Kong periode 2008-2011.

Ust. Ghofur mengatakan, permasalahan yang sering terjadi dengan buruh migran Indonesia (BMI) karena minimnya pengetahuan hukum, calon BMI tidak di berikan pendidikan hukum , tanda tangan kontrak yang sering terjadi karena tidak tahu isi  perjanjiannya , dan minimnya informasi yang cukup untuk BMI serta pembodohan yang sering di lakukan oleh PJTKI di dalam negri.

"Niat saya bergabung dengan Unimig ini, karena saya senang membantu orang lain, ikhlas,ingin memudahkan orang lain , dengan bermodal pengalaman dari Hong Kong dulu saat membantu kasus-kasus BMI," tutur Ust. Ghofur saat memberi sambutan terkait tentang advokasi ketenagakerjaan.

Pada Tanggal 23/9/2012 yang lalu, Ust. Ghofur berkunjung ke Jordan dan Dubai negara penempatan BMI, dengan biaya di tanggung oleh Pemprov Jawa Barat, dengan tujuan meninjau keadaan BMI di negara tersebut.

"Kondisi BMI di Jordan dan Dubai sangat memprihatinkan, sekitar 65 BMI di tampung di KBRI, ada yang stres, hamil dan punya anak, korban pekosaan, dan kasus-kasus lainnya," tegasnya.

Pemprov Jabar, tambahnya, memberi kepercayaan pada Unimig guna mengantisipasi permasalahan yang akan dan sedang di alami oleh BMI. ust. Ghofur, sebagai kepala pengembangan jaringan Unimig Indonesia, rencananya pada minggu ini akan akan memberikan sharing kepada calon TKI dan kepala desa di distrik Jawa Barat. Unimig juga memberikan penyuluhan terkait hukum ketenagakerjaan kepada tokoh agama dan tokoh masyaarakat (togatomas) di distrik tersebut.

"Untuk mengantisipasi kasus-kasus TKI di luar dan di dalam negri, insyaallah akan ada pemutaran film multi level tentang kasus-kasus tersebut. Pahalanya sangat besar juga pahala di akhiratnya, " katanya.

(Siswati Dwi Murti)
(Tulisan ini di ikutkan lomba di DDHK News)

Monday 1 October 2012

Di Balik Deritaku, Ku Petik Hikmahnya

Seorang anak manusia yamg lahir ke dunia tanpa di dampingi dan suara adzan dari sang ayah tercinta, di usia yang belum genap sembilan bulan, si bayi kecil mungil ini harus berpisah dengan sang bundanya tercinta. Sebut saja namanya Dara.

Tak seorang pun yang menginginkan kebahagiaan masa kanak-kanak di renggut dengan kesedihan karena situasi dan keadaan. Sejak dalam kandungan sang bundanya, Dara sudah di tinggalkan ayahnya mengais rezeki ke Negri Jiran. Karena sang ayah merasa tertekan hidup serumah dengan sang mertua, tak ada jalan lain bagi si ayah untuk meninggalkan ibunya di kampung kelahiran.

Sebenarnya, keluarga ayah Dara tergolong orang berada di kampungnya. Namun, semua itu harta milik orang tuanya. Karena usia Dara di rasa sudah cukup untuk bisa di tinggalkan, maka sang ibu pun menitipkan Dara kepada neneknya, dan ibu dara bekerja di restoran bibinya yang sudah lama tinggal di Malaysia.

Suatu hari teman ayah dara membeli makanan di restoran tersebut, mata kepala teman si ayah tersebut terbelalak karena melihat ada wanita cantik bekerja di rumah makan itu, yang sebelumnya wanita itu memang tidak ada di situ. Tanpa ragu lagi, teman ayah Dara memberitahukan kepada ayah Dara.

Begitu pula dengan saudara si ayah yang saat itu juga sedang bekerja di Malaysia, si paman dari ayahnya inipun memberitahukan perihal yang sama tentang keberadaan si wanita cantik yang sedang bekerja di restoran seberang rumahnya itu. Lain teman si ayah, lain pula dengan si paman ayah. Bila si teman ayah benar-benar tidak tahu siapa sebenarnya wanita terssebut, namun tidak bagi si paman ayah ini. Paman si ayah Dara ini tahu siapa sebenarnya wanita itu, namun dengan berlagak pilon si paman pura-pura tidak tahu menahu tentang identitas wanita itu.

Terang saja permaian ini membuat ayah Dara semakin di hantui dengan rasa penasaran yang memenuhi benak pikirannya sepanjang peredaran matahari terbit dan tenggelam.
Akhirnya, si ayah inipun memberanikan diri seperti biasa membeli makanan di restoran tersebut. Benar saja, ternyata peristiwa yang selama ini mendebarkan dada kini menuai aksinya.

Bukan kepalang kagetnya hati dua insan yang berlainan jenis ini saat masing-masing mata bertatap tanpa instrumen musik pun yang mengirinya. Dan ternyata mereka berdua sudah saling kenal, dan bahkan sudah tahu masing-masing karakter saat di kampung halamannya dulu di daerah Makasar.

pertemuan tidak sengaja itu membuat dua sejoli ini tumbuh lagi benih-benih kasih dari dalam hati, setelah beberapa tahun tidak berjumpa. Rembuk di rembuk akhirnya pihak keluarga di Malaysia merestuinya untuk membangun nikah lagi karena dalam hukum Islam bila sudah lebih dari enam bulan suami tidak memberi nafkah lahir dan batin maka, bila ingin hidup bersama lagi harus membangun nikah. Setelah di rasa acara sakral itu telah mencukupi syarat agama, maka mereka pun  hidup bersama lagi membangun mahligai seperti dulu lagi.

Jauh di Negri Nusantara tepatnya di daerah Makasar, hiduplah bocah kecil tanpa belai kasih sayang dari orang tuanya. Dan bocah itupun tidak tahu bahwa ayah dan ibunya telah bersatu lagi.

Waktu pun bergulir begitu cepat, Dara kini telah menginjakkan kakinya di sekolah dasar (SD). nenek dan kakeknya pun menyusul  orang tuanya ke Malaysia karena permintaan ibunya, Dara pun di titipkan di rumah saudara ayahnya (paman). Dengan berat hati Dara mengamini permintaan nenek-kakeknya. Namun, sekolah Dara berpindah-pindah dari SD di kampung ibunya dan pindah ke kampung ayahnya. Dara, si bocah kecil itu pun tak bisa menolak nasibnya.

Penderitaan Dara tak sampai di situ, di rumah pamannya Dara pun harus bekerja layaknya seorang pembantu. semua pekerjaan rumah Dara yang merampungkannya, mencari rumput untuk makan sapi pun harus Dara lakukan, walaupun anak-anak pamannya berjumlah lima orang dan seusia Dara.

Ketika Dara menginjak kelas empat SD, Dara masih tinggal bersama dengan pamannya, saudara-saudaranya bercerita kepada Dara bahwa ayahnya dari Malaysia akan datang.
Hati Dara di penuhi rasa penasaran yang menjadi-jadi, dia
mendengar cerita dari saudara-saudaranya, bahwa ayahnya tampan dan ibunya cantik dan sempat pula ibunya di nobatkan sebagai 'Kembang Desa' di kampung kelahirannya.

Selang beberapa bulan dari berita itu, nenek dan kakek Dara kembali lagi ke kampung halamannya. Mendengar itu hati Dara tambah berbunga-bunga bagai mekarnya bunga di musim penghujan, lantaran hanya dua orang inilah yang selalu menyayangi Dara selama ini.

Akhirnya, dua orang manula ini pun berhasrat mengambil Dara dari rumah keluarga ayah Dara. Dan selang beberapa bulan cerita yang pernah Dara dengar dari saudaranya menjadi kenyaan di depan mata, dan apa yang di katakan oleh saudaranya memang benar adanya.
Ayah Dara memang seorang laki-laki tampan dengan postur tubuh layaknya atlit nasional.

Ayah Dara meminta kepada dua orang manula itu, untuk membawa anaknya ke Negri Jiran berkumpul bersama keluarganya. Dan Dara telah mempunyai empat saudara kandung. Ayah Dara ingin agar Dara melanjutkan sekolah di Malaysia. Betapa senang dan bahagia perasaan Dara saat itu.

Harapan ingin bersatu dan hidup bersama dengan keluarga di Malaysia, ternyata tak seindah yang ia bayangkan. Pasalnya, Pihak pemerintah Malaysia tidak menerima Dara untuk sekolah di Negri Jiran itu dengan alasan kurikulum pendidikan di Indonesia dan di Malaysia tidak sama. Dara pun hanya pasrah dengan keadaan, dan enggan melanjutkan sekolah lagi di Indonesia.

Tak hanya sampai disitu penderitaan yang di alami oleh Dara, ibu yang melahirkannya ternyata memberi lebih perhatian kepada adik-adik Dara ketimbang dengan Dara. selalu merasa tidak enak hati dan dia merasa tersingkirkan, walau ibunya tak memberi jatah makan sama rata dengan adik-adiknya, Dara selalu diam.

Empat tahun kemudian, Dara menjadi seorang gadis remaja yang cantik, dia juga membantu keluarga mencari nafkah dengan bekerja di rumah makan saudaranya di Malaysia.
Tak terasa Dara telah berkenalan dengan bujang Malaysia dan akhirnya bertemu penghulu di pelaminan.

Dara kini usianya menginjak 16 tahun, dan di usia belia ini pula dia telah membuka lembaran hidup baru dengan suami tercinta. Tuhan pun menganugerahi Dara calon seorang bocah mungil yang masih tinggal di perut Dara. Menginjak usia sembilan bulan kandungannya, Dara mengutarakan hasratnya kepada suaminya untuk melahirkan dan hidup di Indonesia. Namun, suami Daratidak mengabulkan permintaan Dara.

Hubungan cinta kasih Dara dan suaminya hanya sampai di situ, dengan pendirian masing-masing akhirnya Dara memutus untuk membesarkan anaknya di Indonesia, sementara suaminya bersikeras tinggal bersama keluarganya di Malaysia.

Sembilan bulan berlalu, kini Dara hidup bersama lagi dengan nenek dan kakeknya di tambah lagi satu penghuni  mungil berusia 9 bulan. Dara merasa tanggung jawabnya semakin berat, mencari nafkah di negeri sendiri pun rasanya tak cukup untuk hidup yang lebih mapan lagi.
Pikir di pikir Dara pun memutuskan niat untuk mengais rezeki ke Arab Saudi.

Empat tahun Dara mengais rezeki di negri orang, Dara mulai merasakan layaknya hidup dan kehidupan. Setiap bulan mengirim hasil jerih payahnya untuk anak dan keluarga di Tanah Air, barang berharga pun bisa ia beli. Dara pun sempat umrah di negri kelahiran Rosulullah tersebut.

Setelah Dara memutuskan untuk kembali lagi berkumpul dengan keluarga di Tanah Air, maka Dara pun mengakhiri masa kontraknya dengan sang majikan.

Hasil jerih payahnya selama empat tahun pun ia relakan untuk menghajikan neneknya yang selama ini merawat Dara dan cucunya dengan penuh ikhlas dan kasih sayang.
Tak sampai satu tahun, tinggal di rumah, Dara sudah merasa tidak betah, jiwa petualang Dara tumbuh kembali. Tak menunggu lama lagi Dara pun mengurungkan niatnya untuk mengais rezeki ke Negri Beton.

Hingga kini sekitar tujuh tahun bekerja di Negri Beton, Dara telah menghasilkan sesuatu untuk di investasikan di kemudian hari di Indonesia, anaknya pun sudah menginjakkan kakinya di bangku SMA. Hubungan silaturahmi pun masih terjalin baik dengan ibu dan adik-adiknya di Malaysia, namun sayang kebahagiaan yang Dara rasakan saat ini tak bisa di raskan oleh ayahnya tercintaa. Ayah Dara telah berpulang ke rahmatullah ketika Dara membesarkan anaknya di Tanah Air.

Note: Di balik penderitaan hidup kita pasti ada rencana lain yang telah Allah tulis jauh sebelum kita lahir, dan Allah tidak akan mengubah nasib seseorang bila orang itu tidak mau merubahnya. Semua kita kembalikan urusan dunia dan akhirat hanya kepada Allah semata. Dan semoga kisah hidup Dara ini bisa kita jadikan peringatan kepada kita sebagai orang tua agar tidak membeda-bedakan anatara anak yang satu dengan yang lainnya.

(Siswati Dwi Murti/sumber: Salah satu BMI Hong Kong)